Maria Audrey Lukito, lahir tanggal 1 Mei 1988 di Surabaya. Sejak kecil ia tumbuh seperti anak ‘normal’ lainnya. Bagi pasangan Budi Loekito dan Natalie Angela Oenarto orang tua Audrey, karunia terbesar yang dipunyai adalah memiliki anak jenius dan berbakat seperti Audrey. Sejak kecil, putri tunggal ini sudah menunjukkan bakat-bakat yang luar biasa. Di umur 16 bulan, Audrey sudah mampu mengenal abjad dengan baik, dan bisa memainkan nada-nada pada tuts kotak pensil. Dan pada usia 2 tahun sudah lancar membaca.
Bakat Audrey awalnya dianggap sebagai hal yang biasa oleh kedua orang tuanya. Budi dan Natalie mulai sadar saat mereka berada di Vietnam sekitar tahun 1993, saat itu Audrey berumur 3 tahun. Disana, mereka tinggal di sebuah perkampungan. Seperti layaknya anak-anak, Audrey bermain dengan anak-anak lain. Disinilah uniknya. Walaupun Audrey hanya bisa berbahasa Indonesia saat itu, namun dia bisa memimpin anak-anak Vietnam yang sebenarnya tidak bisa bahasa Indonesia. Dan pada umur yang sama, Audrey sudah mempertanyakan tentang eksistensi Tuhan.
Setelah menyaksikan sekolah dasar selama 5 tahun (dimana sebenarnya Audrey direkomendasikan guru-gurunya untuk loncat kelas), Audrey sempat meraih penghargaan dari MURI karena menjadi anak Indonesia termuda yang lulus TOEFL dengan skor 575, yaitu saat usianya 10 tahun. Saat ini TOEFLnya sudah mencapai 670. tidak hanya bahasa Inggris, di usianya yang masih belia itu, Audrey mampu menguasai bahasa Prancis dan Rusia. Bahasa Prancis dikuasai dalam waktu 3 bulan. Sedangkan bahasa Rusia dikuasai hanya dalam tempo 2 bulan. Pada usia 11 tahun, Audrey mendapat julukan Dictionary Girl dari koran Indonesian Daily News karena mampu menghafal kamus bahasa Inggris sebanyak ± 650 halaman. Selanjutnya, berturut-turut Audrey mamapu menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA nya hanya dalam waktu setahun.
Atas anjuran berbagai ahli, Audrey akhirnya diterbangkan ke Amerika untuk melanjutkan pendidikan S1-nya dalam usia 13 tahun. Audrey yang juga pantas menjadi bintang film mandarin ini, resmi menjadi mahasiswa fisika the college of William and Mary saat ia masih berumur 13 tahun. Dia menjadi mahasiswa Indonesia termuda di kampus itu. Hanya dalam waktu 3 tahun, Audrey berhasil lulus dengan semua nilai A, kecuali satu mata kuliah, yang mendapat nilai A minus. Ketika kuliah, Audrey tercatat mampu mengambil kredit terbanyak dibanding mahasiswa lainnya, yakni 36,5 sks dalam satu semester dan berhasil meraih GPA tertinggi setiap tahunnya.
Selain prestasi akademik, audrey juga melesat dengan berbagai prestasi ‘non-akademik’, seperti sastra, musik, olahraga. Karena prestasinya yang mengagumkan, Audrey didaulat menjadi anggota Phi Beta Kappa, Honor societyGlobal Young Leader Conference di Washington DC. tertua di Amerika Serikat. Prestasi Audrey terdengar hingga ke gedung kongres Senat Amerika Serikat dan ia pun di undang untuk berpidato .
Selain prestasi-prestasi akademik dikampusnya William and Mary, ketika di Amerika, Audrey tercatat sebagai peserta termuda dari Indonesia, yaitu usia 14 tahun, yang mengikuti Summer Courses bahasa Rusia, dan berhasil memperoleh nilai tertinggi. Hanya dalam waktu dua bulan, Audrey mampu menguasai bahasa Rusia, dari standar masa kuliah yang biasanya empat semester masa kuliah. Selain bahasa Rusia, Audrey juga berhasil menguasai bahasa Prancis dalam waktu 3 bulan, selain juga menguasai bahasa Inggris, Mandarin, dan Ibrani. Pada umur 16 tahun, Audrey menjadi sarjana Indonesia termuda lulusan tahun 2005 dari The College of William and Mary, Williamburg, Virginia, Amerika Serikat dengan major fisika dan ia lulus dengan predikat Summa Cum Laude dengan nilai rata-rata GPA 3,95. judul tesisnya, “Analysis of neutrinos emitted by radioactivity in the earth’s core”. Saat ini ia berobsesi untuk mendapatkan gelar MBA dan M.Div sebelum usianya 22 tahun. Lagi-lagi MURI pun tertarik memberikan rekor pada Maria Audry L sebagai sarjana Fisika (S1) termuda yaitu 16 tahun dengan predikat summa cum laude dari The College of William And Marry.
Tidak hanya rentetan prestasi akademik yang ditorehkan audrey. Banyak prestasi non akademik yang juga tidak luput menjadi incaran prestasi Audrey, termasuk didalamnya bidang seni dan kreativitas. Mungkin selama ini kita mengira, anak-anak yang memiliki tingkat intelegensi tinggi, biasanya tidak memiliki kepekaan dalam seni dan kreatifitas, atau olahraga. Hanya salah satu di antara otak kiri atau otak kanannya yang menonjol. Tertapi ternyata, Audrey memiliki kelebihan yang menonjol pada dua sisi otaknya. Sejak SD, audrey sudah punya banyak prestasi. Di rumahnya di Surabaya, Audrey menempatkan semua piala dan penghargaan seni lukis, piano, balet, dan berkudanya di sebuah lemari khusus. Di dinding rumahnya, terpajang lukisan tokoh dan ilmuwan Barat, yang dillukisnya sendiri, terinspirasi dari buku-buku biografi tokoh-tokoh dunia yang dilahapnya sejak kecil. Selain itu, Audrey juga menekuni olahraga ice skating, menembak, dan tekhnik menyanyi opera. Memang ia memiliki lebih banyak peluang jika memilih tinggal di luar negeri, namun Audrey ternyata menyimpan mimpi tersendiri untuk mempersembahkan segala kemampuannya untuk negerinya sendiri, Indonesia.
Sarjana fisika alumnus The College of William and Marry, Virginia, USA dengan GPA 3,95 dan juga anggota Phi Beta Kappa, telah mempersiapkan diri untuk studi S-2. sambil mempersiapkan diri, remaja jenius plus multitalenta yang juga gemar berbisnis, bermain piano, melukis, memasak, dan olaharaga ini bekerja di sebuah bank swasta dan tinggal di surabaya.
Bakat Audrey awalnya dianggap sebagai hal yang biasa oleh kedua orang tuanya. Budi dan Natalie mulai sadar saat mereka berada di Vietnam sekitar tahun 1993, saat itu Audrey berumur 3 tahun. Disana, mereka tinggal di sebuah perkampungan. Seperti layaknya anak-anak, Audrey bermain dengan anak-anak lain. Disinilah uniknya. Walaupun Audrey hanya bisa berbahasa Indonesia saat itu, namun dia bisa memimpin anak-anak Vietnam yang sebenarnya tidak bisa bahasa Indonesia. Dan pada umur yang sama, Audrey sudah mempertanyakan tentang eksistensi Tuhan.
Setelah menyaksikan sekolah dasar selama 5 tahun (dimana sebenarnya Audrey direkomendasikan guru-gurunya untuk loncat kelas), Audrey sempat meraih penghargaan dari MURI karena menjadi anak Indonesia termuda yang lulus TOEFL dengan skor 575, yaitu saat usianya 10 tahun. Saat ini TOEFLnya sudah mencapai 670. tidak hanya bahasa Inggris, di usianya yang masih belia itu, Audrey mampu menguasai bahasa Prancis dan Rusia. Bahasa Prancis dikuasai dalam waktu 3 bulan. Sedangkan bahasa Rusia dikuasai hanya dalam tempo 2 bulan. Pada usia 11 tahun, Audrey mendapat julukan Dictionary Girl dari koran Indonesian Daily News karena mampu menghafal kamus bahasa Inggris sebanyak ± 650 halaman. Selanjutnya, berturut-turut Audrey mamapu menyelesaikan pendidikan SMP dan SMA nya hanya dalam waktu setahun.
Atas anjuran berbagai ahli, Audrey akhirnya diterbangkan ke Amerika untuk melanjutkan pendidikan S1-nya dalam usia 13 tahun. Audrey yang juga pantas menjadi bintang film mandarin ini, resmi menjadi mahasiswa fisika the college of William and Mary saat ia masih berumur 13 tahun. Dia menjadi mahasiswa Indonesia termuda di kampus itu. Hanya dalam waktu 3 tahun, Audrey berhasil lulus dengan semua nilai A, kecuali satu mata kuliah, yang mendapat nilai A minus. Ketika kuliah, Audrey tercatat mampu mengambil kredit terbanyak dibanding mahasiswa lainnya, yakni 36,5 sks dalam satu semester dan berhasil meraih GPA tertinggi setiap tahunnya.
Selain prestasi akademik, audrey juga melesat dengan berbagai prestasi ‘non-akademik’, seperti sastra, musik, olahraga. Karena prestasinya yang mengagumkan, Audrey didaulat menjadi anggota Phi Beta Kappa, Honor societyGlobal Young Leader Conference di Washington DC. tertua di Amerika Serikat. Prestasi Audrey terdengar hingga ke gedung kongres Senat Amerika Serikat dan ia pun di undang untuk berpidato .
Selain prestasi-prestasi akademik dikampusnya William and Mary, ketika di Amerika, Audrey tercatat sebagai peserta termuda dari Indonesia, yaitu usia 14 tahun, yang mengikuti Summer Courses bahasa Rusia, dan berhasil memperoleh nilai tertinggi. Hanya dalam waktu dua bulan, Audrey mampu menguasai bahasa Rusia, dari standar masa kuliah yang biasanya empat semester masa kuliah. Selain bahasa Rusia, Audrey juga berhasil menguasai bahasa Prancis dalam waktu 3 bulan, selain juga menguasai bahasa Inggris, Mandarin, dan Ibrani. Pada umur 16 tahun, Audrey menjadi sarjana Indonesia termuda lulusan tahun 2005 dari The College of William and Mary, Williamburg, Virginia, Amerika Serikat dengan major fisika dan ia lulus dengan predikat Summa Cum Laude dengan nilai rata-rata GPA 3,95. judul tesisnya, “Analysis of neutrinos emitted by radioactivity in the earth’s core”. Saat ini ia berobsesi untuk mendapatkan gelar MBA dan M.Div sebelum usianya 22 tahun. Lagi-lagi MURI pun tertarik memberikan rekor pada Maria Audry L sebagai sarjana Fisika (S1) termuda yaitu 16 tahun dengan predikat summa cum laude dari The College of William And Marry.
Tidak hanya rentetan prestasi akademik yang ditorehkan audrey. Banyak prestasi non akademik yang juga tidak luput menjadi incaran prestasi Audrey, termasuk didalamnya bidang seni dan kreativitas. Mungkin selama ini kita mengira, anak-anak yang memiliki tingkat intelegensi tinggi, biasanya tidak memiliki kepekaan dalam seni dan kreatifitas, atau olahraga. Hanya salah satu di antara otak kiri atau otak kanannya yang menonjol. Tertapi ternyata, Audrey memiliki kelebihan yang menonjol pada dua sisi otaknya. Sejak SD, audrey sudah punya banyak prestasi. Di rumahnya di Surabaya, Audrey menempatkan semua piala dan penghargaan seni lukis, piano, balet, dan berkudanya di sebuah lemari khusus. Di dinding rumahnya, terpajang lukisan tokoh dan ilmuwan Barat, yang dillukisnya sendiri, terinspirasi dari buku-buku biografi tokoh-tokoh dunia yang dilahapnya sejak kecil. Selain itu, Audrey juga menekuni olahraga ice skating, menembak, dan tekhnik menyanyi opera. Memang ia memiliki lebih banyak peluang jika memilih tinggal di luar negeri, namun Audrey ternyata menyimpan mimpi tersendiri untuk mempersembahkan segala kemampuannya untuk negerinya sendiri, Indonesia.
Sarjana fisika alumnus The College of William and Marry, Virginia, USA dengan GPA 3,95 dan juga anggota Phi Beta Kappa, telah mempersiapkan diri untuk studi S-2. sambil mempersiapkan diri, remaja jenius plus multitalenta yang juga gemar berbisnis, bermain piano, melukis, memasak, dan olaharaga ini bekerja di sebuah bank swasta dan tinggal di surabaya.
Prestasinya
EmoticonEmoticon