Figur Susilo Bambang Yudhoyono sangat menentukan bagi pemilih untuk mendukung dan memilih SBY dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 8 Juli 2009. Direktur Eksekutif Pusat Kajian Politik Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Indonesia, Sri Budi Eko Wardani, di Jakarta, Rabu (8/7) mengatakan pencitraan dan popularitas SBY yang kuat, mempengaruhi dukungan masyarakat saat Pilpres.
Popularitas yang kuat dan sudah dibangun sejak pemilihan legislatif, sebagai presiden yang berhasil sangat berpengaruh bagi masyarakat untuk memilih SBY. "Popularitas itu juga dialami saat kemenangan Partai Demokrat pada pemilu legislatif, April 2009," katanya menanggapi hasil Lembaga Survei Indonesia yang menyatakan capres-cawapres SBY meraih suara terbanyak dibandingkan dua kandidat pasangan lainnya.
Selain itu, kata Sri Budi Eko Wardani, pada Pilpres saat ini pemilih melihat tidak ada yang istimewa dari tiga capres yang maju. Kondisi ini tentunya sangat menguntungkan bagi SBY yang merupakan incumbent, dan dinilai berhasil dalam melaksanakan pembangunan.
Masyarakat menilai kesuksesan pemerintah sekarang dalam melaksanakan pembangunan sangat dipengaruhi oleh figur SBY. "SBY dinilai tokoh yang berperan, sehingga masyarakat memilihnya dalam Pilpres," katanya.
Menjawab pertanyaan dia mengatakan, tidak melihat peranan mesin partai yang kuat untuk mendukung perolehan suara SBY pada Pilpres. Sebab koalisi partai yang dibangun, terdapat beberapa partai yang "pecah" dalam memberikan dukungan kepada SBY. "Kendatipun demikian peran tim kampanye dan tim sukses SBY juga cukup baik," katanya
Dia mengatakan, hasil "quick count" yang dilakukan belum final, sebab penghitungan secara resmi masih akan dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum. Sehingga diharapkan masing-masing pihak dapat melakukan pengawasan dalam penghitungan dari tingkat paling bawah sehingga apabila ada gugatan, dapat memprosesnya sesuai ketentuan yang berlaku. "Bila hasil Pilpres itu sudah resmi, dan sudah sesuai ketentuan berlaku maka semua pihak harus dapat menerima hasil tersebut
Popularitas yang kuat dan sudah dibangun sejak pemilihan legislatif, sebagai presiden yang berhasil sangat berpengaruh bagi masyarakat untuk memilih SBY. "Popularitas itu juga dialami saat kemenangan Partai Demokrat pada pemilu legislatif, April 2009," katanya menanggapi hasil Lembaga Survei Indonesia yang menyatakan capres-cawapres SBY meraih suara terbanyak dibandingkan dua kandidat pasangan lainnya.
Selain itu, kata Sri Budi Eko Wardani, pada Pilpres saat ini pemilih melihat tidak ada yang istimewa dari tiga capres yang maju. Kondisi ini tentunya sangat menguntungkan bagi SBY yang merupakan incumbent, dan dinilai berhasil dalam melaksanakan pembangunan.
Masyarakat menilai kesuksesan pemerintah sekarang dalam melaksanakan pembangunan sangat dipengaruhi oleh figur SBY. "SBY dinilai tokoh yang berperan, sehingga masyarakat memilihnya dalam Pilpres," katanya.
Menjawab pertanyaan dia mengatakan, tidak melihat peranan mesin partai yang kuat untuk mendukung perolehan suara SBY pada Pilpres. Sebab koalisi partai yang dibangun, terdapat beberapa partai yang "pecah" dalam memberikan dukungan kepada SBY. "Kendatipun demikian peran tim kampanye dan tim sukses SBY juga cukup baik," katanya
Dia mengatakan, hasil "quick count" yang dilakukan belum final, sebab penghitungan secara resmi masih akan dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum. Sehingga diharapkan masing-masing pihak dapat melakukan pengawasan dalam penghitungan dari tingkat paling bawah sehingga apabila ada gugatan, dapat memprosesnya sesuai ketentuan yang berlaku. "Bila hasil Pilpres itu sudah resmi, dan sudah sesuai ketentuan berlaku maka semua pihak harus dapat menerima hasil tersebut
EmoticonEmoticon