Terletak di kawasan timur Asia, Korea Selatan adalah negeri dengan penduduk yang menganut banyak agama dan kepercayaan. Dengan luas wilayah 99.274 km² dan populasi 48.539.493 sensus (hasil tahun 2006) Korea selatan masuk dalam daftar negara Asia Timur yang maju secara ekonomi dan industri.
Korea Selatan dengan ibukota Seoul secara geografis terletak di Semenanjung Korea, di wilayah Asia Timur. Di sebelah utara, negara ini berbatasan dengan Korea Utara. Dua Korea sebelum tahun 1948 adalah satu negara. Jepang berada di seberang Laut Jepang (disebut "Laut Timur" oleh orang-orang Korea) dan Selat Korea berada di bagian tenggara.
Pendapatan perkapita di negara ini di atas 17 ribu USD dan berarti masuk dalam kategori negara dengan ekonomi stabil. Korea Selatan dikenal sebagai salah satu dari empat Macan Asia Timur. Negara ini telah mencapai rekor pertumbuhan memukau yang membuatnya menempati posisi ekonomi terbesar ke-12 di seluruh dunia. Padahal berakhirnya PDII, PDB per kapita kira-kira sama dengan negara miskin lainnya di Afrika dan Asia. Kondisi itu diperparah dengan meletusnya Perang Korea. Namun kini PDB per kapita kira-kira 20 kali lipat dari Korea Utara dan sama dengan ekonomi-ekonomi menengah di Uni Eropa. Tahun 2004, Korea Selatan bergabung dengan klub dunia ekonomi trilyun dolar.
Korea Selatan merupakan pemimpin dalam akses internet kecepatan-tinggi, semikonduktor memori, monitor layar-datar dan telepon genggam. Dari sisi industri Korea Selatan menempati urutan pertama dalam pembuatan kapal, ketiga dalam produksi ban, keempat dalam serat sintetis, kelima dalam otomotif dan keenam dalam baja. Secara lahiriyah, negara ini boleh dibilang makmur dengan pendapatan perkapita yang tinggi, tingkat pengangguran rendah, dan pendistribusian pendapatan yang relatif merata.
Di tengah gemerlap materi, di Korea Selatan Islam mulai tumbuh dan dikenal. Agama Ilahi yang dibawa oleh utusan Allah terakhir, Rasulullah Muhammad SAW, ini mulai menapakkan kaki di Korea Selatan di saat negeri itu dilanda perang. Islam dikenalkan kepada warga sana oleh dua tentara asal Turki bernama Zubercoch dan Abdul Rahman yang ikut dalam barisan pasukan penjaga perdamaian di bawah payung PBB. Beberapa warga Korea yang tinggal di kamp-kamp penampungan berikrar masuk Islam setelah mendengarkan penjelasan dari kedua tentara Turki itu.
Kini dakwah Islam dan perkembangan agama suci ini di Korea Selatan cukup pesat. Itu terlihat dari mulai banyaknya masjid-masjid dan mushalla yang berdiri di sana. Ahmad Cho Min-Haeng, Wakil Ketua Persatuan Islam Korea (KMF) menyatakan cukup bangga dengan perkembangan Islam di negaranya. Saat ini sekitar 10 masjid dan lebih dari 50 mushalla telah berdiri di negeri yang baru disinggahi oleh Islam sekitar 60 tahun lalu. Menurutnya, jumlah warga Muslim di Korea Selatan mencapai sekitar 100 ribu jiwa. Mereka hidup di sebuah negeri yang 50 persen warganya tidak beragama, sementara 23 persen memeluk agama Budha.
Ahmad menjelaskan bahwa sebagian masjid dibangun oleh para pendatang dari negara Arab, Pakistan dan Bangladesh. Dengan adanya masjid, identitas warga Muslim di negeri ini dapat diketahui dan masjid sebagai lambang keagungan Islam dan kekuatan umat menjadi pusat rujukan masyarakat Muslim yang ingin menanyakan masalah agama. Di kota-kota besar seperti Busan, Ansan, Paju, Bupyeong dan Jeonju dapat dijumpai masjid. Masjid juga dibangun di Central Seoul di Itaewon.
Selain masjid, warga Muslim Korea Selatan juga mendirikan pusat-pusat pendidikan Islam. Bagi warga Muslim yang ikngin mendalami ajaran agamanya, dapat mengunjungi pusat-pusat pendidikan Islam itu. Salah satu pusat pendidikan itui adalah College Islam Yongin di Gyungi-do. Di komplek Masjid Central Seoul juga terdapat pusat pendidikan Islam.
Tentunya, warga Muslim Korea Selatan tak akan pernah melupakan jasa besar dua tentara asal Turki yang mengenalkan agama Allah dan risalah terakhir ilahi ini kepada mereka.
Islam is not the Enemy
Sebanyak 37 pasukan Korsel dari 3.600 prajurit yang ditugaskan ke Iraq mengaku telah memeluk Islam secara sukarela. Mereka beramai-ramai bersahadat di masjid jami'e2'80'99 Soul. Bedanya dengan tentara sekutu pimpinan Amerika Serikat (AS) yang bertugas di Iraq yang banyak menimbulkan masalah dengan warga lokal, pasukan Korea Selatan yang dikirim ke bekas negeri 1001 malam itu justru menemukan Islam.
"Mereka, yang masuk Islam, itu pernah belajar bahasa Arab ketika kuliah dan bepergian ke Timur Tengah," tutur Humas Militer Korsel Kapten Lee Yun-se. Lee menyambut baik langkah mereka. Sebab, hal itu akan sangat membantu keberadaan pasukan Korsel di Iraq.
Bedanya dengan pasukan AS, sebelumnya, sebelum diberangkan ke Iraq, para prajurit Korsel itu diwajibkan mempelajari kultur dan kebiasaan bangsa Arab dan budaya Islam. Saat itulah, 37 orang tersebut menyatakan niatnya menjadi muslim. "37tentara itu, dengan sukarela, memperdalam Islam di Masjid Seoul dan kemudian berpindah agama," imbuh Lee.
Para tentara mualaf tersebut menyatakan diri sebagai Islam dibimbing Pemimpin Ulama Seoul Sulaiman Lee Haeng-lae. Menurut Sulaiman, langkah para tentara itu akan mempermudah kontingen Korsel yang dikirim ke Iraq.
"Orang Iraq akan menjadi teman Anda selamanya," imbuhnya kepada para tentara usai mengucap syahadat. Sebelumnya, di antara ratusan serdadu Korsel itu, empat orang muslim.
"Memang islam itu tinggi dan tiada yang lebih tinggi daripada Islam" (Al Hadist).(tkikorea.com)
Korea Selatan dengan ibukota Seoul secara geografis terletak di Semenanjung Korea, di wilayah Asia Timur. Di sebelah utara, negara ini berbatasan dengan Korea Utara. Dua Korea sebelum tahun 1948 adalah satu negara. Jepang berada di seberang Laut Jepang (disebut "Laut Timur" oleh orang-orang Korea) dan Selat Korea berada di bagian tenggara.
Pendapatan perkapita di negara ini di atas 17 ribu USD dan berarti masuk dalam kategori negara dengan ekonomi stabil. Korea Selatan dikenal sebagai salah satu dari empat Macan Asia Timur. Negara ini telah mencapai rekor pertumbuhan memukau yang membuatnya menempati posisi ekonomi terbesar ke-12 di seluruh dunia. Padahal berakhirnya PDII, PDB per kapita kira-kira sama dengan negara miskin lainnya di Afrika dan Asia. Kondisi itu diperparah dengan meletusnya Perang Korea. Namun kini PDB per kapita kira-kira 20 kali lipat dari Korea Utara dan sama dengan ekonomi-ekonomi menengah di Uni Eropa. Tahun 2004, Korea Selatan bergabung dengan klub dunia ekonomi trilyun dolar.
Korea Selatan merupakan pemimpin dalam akses internet kecepatan-tinggi, semikonduktor memori, monitor layar-datar dan telepon genggam. Dari sisi industri Korea Selatan menempati urutan pertama dalam pembuatan kapal, ketiga dalam produksi ban, keempat dalam serat sintetis, kelima dalam otomotif dan keenam dalam baja. Secara lahiriyah, negara ini boleh dibilang makmur dengan pendapatan perkapita yang tinggi, tingkat pengangguran rendah, dan pendistribusian pendapatan yang relatif merata.
Di tengah gemerlap materi, di Korea Selatan Islam mulai tumbuh dan dikenal. Agama Ilahi yang dibawa oleh utusan Allah terakhir, Rasulullah Muhammad SAW, ini mulai menapakkan kaki di Korea Selatan di saat negeri itu dilanda perang. Islam dikenalkan kepada warga sana oleh dua tentara asal Turki bernama Zubercoch dan Abdul Rahman yang ikut dalam barisan pasukan penjaga perdamaian di bawah payung PBB. Beberapa warga Korea yang tinggal di kamp-kamp penampungan berikrar masuk Islam setelah mendengarkan penjelasan dari kedua tentara Turki itu.
Kini dakwah Islam dan perkembangan agama suci ini di Korea Selatan cukup pesat. Itu terlihat dari mulai banyaknya masjid-masjid dan mushalla yang berdiri di sana. Ahmad Cho Min-Haeng, Wakil Ketua Persatuan Islam Korea (KMF) menyatakan cukup bangga dengan perkembangan Islam di negaranya. Saat ini sekitar 10 masjid dan lebih dari 50 mushalla telah berdiri di negeri yang baru disinggahi oleh Islam sekitar 60 tahun lalu. Menurutnya, jumlah warga Muslim di Korea Selatan mencapai sekitar 100 ribu jiwa. Mereka hidup di sebuah negeri yang 50 persen warganya tidak beragama, sementara 23 persen memeluk agama Budha.
Ahmad menjelaskan bahwa sebagian masjid dibangun oleh para pendatang dari negara Arab, Pakistan dan Bangladesh. Dengan adanya masjid, identitas warga Muslim di negeri ini dapat diketahui dan masjid sebagai lambang keagungan Islam dan kekuatan umat menjadi pusat rujukan masyarakat Muslim yang ingin menanyakan masalah agama. Di kota-kota besar seperti Busan, Ansan, Paju, Bupyeong dan Jeonju dapat dijumpai masjid. Masjid juga dibangun di Central Seoul di Itaewon.
Selain masjid, warga Muslim Korea Selatan juga mendirikan pusat-pusat pendidikan Islam. Bagi warga Muslim yang ikngin mendalami ajaran agamanya, dapat mengunjungi pusat-pusat pendidikan Islam itu. Salah satu pusat pendidikan itui adalah College Islam Yongin di Gyungi-do. Di komplek Masjid Central Seoul juga terdapat pusat pendidikan Islam.
Tentunya, warga Muslim Korea Selatan tak akan pernah melupakan jasa besar dua tentara asal Turki yang mengenalkan agama Allah dan risalah terakhir ilahi ini kepada mereka.
Islam is not the Enemy
Sebanyak 37 pasukan Korsel dari 3.600 prajurit yang ditugaskan ke Iraq mengaku telah memeluk Islam secara sukarela. Mereka beramai-ramai bersahadat di masjid jami'e2'80'99 Soul. Bedanya dengan tentara sekutu pimpinan Amerika Serikat (AS) yang bertugas di Iraq yang banyak menimbulkan masalah dengan warga lokal, pasukan Korea Selatan yang dikirim ke bekas negeri 1001 malam itu justru menemukan Islam.
"Mereka, yang masuk Islam, itu pernah belajar bahasa Arab ketika kuliah dan bepergian ke Timur Tengah," tutur Humas Militer Korsel Kapten Lee Yun-se. Lee menyambut baik langkah mereka. Sebab, hal itu akan sangat membantu keberadaan pasukan Korsel di Iraq.
Bedanya dengan pasukan AS, sebelumnya, sebelum diberangkan ke Iraq, para prajurit Korsel itu diwajibkan mempelajari kultur dan kebiasaan bangsa Arab dan budaya Islam. Saat itulah, 37 orang tersebut menyatakan niatnya menjadi muslim. "37tentara itu, dengan sukarela, memperdalam Islam di Masjid Seoul dan kemudian berpindah agama," imbuh Lee.
Para tentara mualaf tersebut menyatakan diri sebagai Islam dibimbing Pemimpin Ulama Seoul Sulaiman Lee Haeng-lae. Menurut Sulaiman, langkah para tentara itu akan mempermudah kontingen Korsel yang dikirim ke Iraq.
"Orang Iraq akan menjadi teman Anda selamanya," imbuhnya kepada para tentara usai mengucap syahadat. Sebelumnya, di antara ratusan serdadu Korsel itu, empat orang muslim.
"Memang islam itu tinggi dan tiada yang lebih tinggi daripada Islam" (Al Hadist).(tkikorea.com)
EmoticonEmoticon