Punk Rock Never Dies? Yeah, It’s Jews!


Punk rock never dies! Ya, musik hingar-bingar itu ditasbihkan oleh para pengusungnya sebagai musik yang tak akan pernah mati, tak akan mungkintergerus oleh zaman. Heavy metal boleh datang, hardcore metal juga silakan menggempur, boysband turun-naik ke permukaan, tetapi musik punk akan selalu ada.

Adalah dua nama Tamas Erdelyi yang lebih dikenal Tommy Ramone dan Richard Blum yang juga punya nama lain Handsome Dick Manitoba. Keduanya sangat terkenal di jagat musik punk, dan para penggemarnya dianggap “berdosa” besar jika tidak mengetahui mereka berdua. Pasalnya, Ramone dan Manitoba adalah pencipta dan peletak dasar musik yang banyak digandrungi anak muda itu. Dan keduanya adalah Yahudi.

Tahun 1970-an, Ramone dan Manitoba adalah dua legenda hidup punk. Ramone besar dengan grup bandnya The Ramones, sedangkan Manitoba berkibar sebagai frontman The Dictators. Sejak awal, keduanya sadar benar bahwa mereka memainkan musik bukan hanya sekadar panggilan jiwa musisi ataupun menambal topangan hidup (percayalah, hidup sebagai selebriti tidak akan pernah membuat Anda kelaparan!), tapi lebih sebagai menyebarkan ideologi Yahudi mereka.

Musik punk sejak lahir diklaim sebagai musik anti-kemapanan. Ini sangat pararel dengan Yudaisme. Saat itu, seperti yang kita ketahui, Yahudi berada dalam situasi terjepit, karena banyak dibenci oleh banyak orang. Punk sangat tidak biasa, dan ini karena banyak pencetusnya berkeyakinan Yahudi. Hampir semua personil The Ramones adalah Yahudi, dan bahkan godfather punk sendiri, Lou Reed juga Yahudi.



Tumbuh besar sebagai kalangan minoritas dimanapun, tidak heran jika para Yahudi kemudian mengusung musik punk. Lenny Kaye, gitaris untuk Patti Smith (seorang penyanyi Australia yang terkenal di Hollywood) mengatakan bahwa pengaruh budaya punk memang berasal dari Yahudi. “Seting awal musik punk sangat penting,” ujarnya. Banyak istilah dalam musik punk yang berasal dari kata Yahudi.

Sampai tahun 2006, bisa dibilang, sedikit sekali musisi yang menyadari akar Yahudi dalam musik punk. Bahkan pada tahun 70-an, banyak grup band yang memberi nama bandnya berasal dari bahasa Ibrani.

Menurut Kaye, punk sering digunakan sebagai salah satu propaganda anti-semit. Padahal semuanya itu hanya sebuah satir saja. Ramone berpendapat, “Jika ada artis yang berpaham anti-semit, sebenarnya jumlahnya sedikit sekali.” Sedangkan Manitoba mengatakan, “Kami membuat musik punk hanya untuk senang-senang, dan sama sekali tak ada moralitas universal di dalamnya.”

Musik rock sering sekali dipakai oleh para pengusungnya sebagai penunjukan kedekatan mereka dengan gereja. Walaupun bertampang sangar dan bermusik keras, tidak jarang para rocker itu memakai sebuah kalung salib di lehernya, dan memilih tema tentang gereja atau Kristen.

Tak jarang pula mereka menggambarkan secara jelas gereja dalam video klip mereka. Misalnya saja, grup band Guns N’ Roses dalam video klip November Rain yang sangat terkenal. Begitu juga dengan band-band terkenal lainnya seperti Metallica, U2, dan banyak lainnya.

Sedangkan musik punk jelas-jelas mengusung ideologi Yahudi. Para pengusungnya hari ini tersebar di seantero dunia, termasuk Indonesia, dan juga tentu saja remaja-remaja yang beragama Islam. Ketika mereka meneriakan “Punk rock never dies!” dan jawabannya, “Yeah, it’s Jews! Punk rock is Jews!”. (sa/haaretz)

http://www.eramuslim.com/berita/dunia/punk-rock-never-dies-yeah-it-s-jews.htm


EmoticonEmoticon